Minggu, 08 Januari 2012

Meresensi Buku

Di sekolah saya di beri tugas TIK tentang Pendidikan. Nah, saya ingin berbagi tentang Cara Meresensi Buku. Ini untuk mempermudah anda Meresensi. 
1. Mengidentifikasi Bagian-bagian Resensi
2. Menentukan Buku yang Akan Diresensi

     Langkah pertama yang harus kamu lakukan dalam meresensi buku adalah menentukan buku yang akan diresensi. Buku yang layak diresensi adalah buku yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1. terbitan baru, misalnya kalau saat ini tahun 2012, carilah buku yang diterbitkan tahun   2012, jangan buku    yang diterbitkan tahun-tahun sebelumnya,
2. berisi hal-hal yang aktual atau hangat dibicarakan saat kamu akan meresensi, 
3. berkualitas baik, dan 
4. belum pernah diresensi oleh orang lain. 

Berdasarkan kriteria penentuan buku yang akan diresensi tersebut, tentukan sebuah buku ilmu pengetahuan untuk diresensi! Kamu dapat memilih buku yang ada diperpustakaan, atau buku yang kamu miliki sendiri. Diskusikan buku hasil pilihanmu itu dengan teman kelompokmu untuk menentukan tepat tidaknya buku tersebut diresensi!

3. Menuliskan Identitas Buku
   Identitas buku yang harus kamu tuliskan meliputi judul buku, penulis, penerbit, kota tempat terbit, tahun terbit, dan berapa jumlah halamannya. Misalnya,
Judul Buku : Pedoman Bertanam Buah Durian
Penulis : PT. Karya Tani
Penerbit : Tani
Cetakan : 2012
Halaman : 23 halaman

4. Menulis Rangkuman Isi Buku
   Untuk mendapatkan gambaran mengenai isi buku, kamu perlu merangkum isi buku. Agar dapat merangkum isi buku, kamu harus membaca buku itu dengan cermat untuk memahami isinya. Meskipun pendek, rangkuman harus bersifat menyeluruh. Artinya, rangkuman itu harus mencerminkan garis besar isi buku secara keseluruhan.

5. Mengemukakan Kelebihan dan Kekurangan Buku
   Setelah merangkum isi buku, yang harus kamu lakukan adalah mengemukakan kelebihan dan kekurangan buku. Itu berarti bahwa kamu harus menilai buku tersebut. Dalam penilaian itu kamu dapat memberikan tanggapan pribadi terhadap buku yang kamu resensi. Meskipun demikian, penilaian terhadap buku itu harus dilakukan secara jujur dan objektif.

6. Menulis Resensi secara Lengkap
   Setelah memperoleh data yang lengkap mengenai aspek-aspek yang harus ditulis dalam resensi, tulislah resensi secara utuh! Caranya, kamu tinggal menggabungkan data yang telah kamu peroleh ke dalam sebuah tulisan yang padu. Usahakan agar tulisan itu enak dibaca. Jangan lupa untuk memberi rekomendasi atas kelayakan buku itu untuk dibaca.

7. Menilai Hasil Resensi
    Setelah resensi selesai kamu buat, tukarkan hasil resensimu dengan teman-temanmu

Jumat, 06 Januari 2012

Mari ber-internet sehat

Teknologi internet saat ini mengalami penetrasi yang sangat tinggi di kalangan masyarakat. Terbukti dengan semakin bertambahnya pengguna internet. Dengan adanya fenomena tersebut maka internet saat ini menjadi sarana umum yang efektif untuk publikasi yang biasa digunakan oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua. Mulai dari kalangan masyarakat bawah sampai kalangan terpelajar seperti mahasiswa, dosen dan sebagainya.
Beberapa layanan internet yang menjadikan internet sebagai sarana umum adalah dengan adanya social networking, yang menjadikan kita seolah ditelanjangi oleh internet. Karena dengan social networking seseorang dapat dicari identitasnya, akfititasnya dan lain-lain.
Karena segala aktifitas dan identitas kita terpublikasikan di internet melalui social networking, maka kita harus memperhatikan apa yang akan kita masukan. Karena kalo dulu ada peribahasa yang menyebutkan bahwa “Anda adalah apa yang Anda katakan”, saat ini dengan adanya social networking peribahasa itu di revisi menjadi “Anda adalah apa yang Anda tuliskan di internet”.
Saat ini pemerintah sedang menggodok undang-undang konten multimedia di internet, yang banyak mengalami penolakan dari berbagai pihak. Mungkin, pemerintah sudah memperhatikan bahwa aktifitas ber-internet masyarakat Indonesia sudah diambang batas kewajaran, terbukti dengan semakin banyaknya kasus yang melibatkan banyak pihak yang melibatkan fasilitas internet.
Jadi, jika kita menolak rancangan undang-undang tersebut maka marilah kita semua mengaca diri dan mencoba menerapkan “ber-interet sehat”.
Karena konten yang kita publikasikan di internet baik melalui social networking atau pun blog akan dibaca oleh orang lain yang mungkin saja tidak kita kenali. Jika konten tersebut “sehat”, maka orang yang membaca konten kita akan memandang kita sehat. Namun sebaliknya, jika konten yang kita masukan “sakit”, maka orang akan memandang kita sakit.